Artikel Umum

KONSTELASI POLITIK YANG LABIL

Dipublikasikan pada : 6 Maret 2018.

Politik dalam terminologi dasarnya adalah segala upaya yang dilakukan untuk mencapai tujuan. Namun, dalam perkembangannya, politik mengalami asosiasi makna sebagaimana banyaknya masyarakat yang menyebutkan politik adalah area perebutan kekuasaan yang mengatasnamakan rakyat pada waktu pemungutan suara dan mengabaikan jeritan rakyat pada saat mereka berkuasa. Terlepas dari pemaknaan tersebut, politik menentukan terwujudnya sebuah kondisi masyarakat sebagaimana yang diharapkan, terutama mengenai tingkat kesejahteraan dan kemakmuran yang diharapkan. Para pelaku atau praktisi politik biasanya sangat berkaitan erat dengan para pemegang kebijakan, termasuk kebijakan-kebijakan publik. Inilah yang menjadi bagian penting dalam proses pembentukan karakter sebuah masyarakat. Karena politik kini mampu mengarahkan dan menentukan arah pembangunan dan program-program publik lainnya. Pendidikan secara tidak langsung turut serta dalam membentuk konstelasi politik ini. Bagaimanapun juga, para politisi adalah siswa-siwa SD pada beberapa puluh tahun yang lalu. Inilah yang harus menjadi bahan kajian dalam dunia pendidikan, yaitu bagaimana membentuk karakter seseorang agar memiliki kepekaan sosial selain kecerdasan sosial. Sehingga, tidak menjadi manusia yang menghalalkan segala cara agar mencapai tujuan walaupun harus mengorbankan kepentingan manusia lainnya. Instabilitas kondisi politik juga sangat dipengaruhi oleh karakter para politisi ketika mengemban amanat rakyat yang diwakilinya. Sedangkan instabilitas situasi dan kondisi politik akan turut serta dalam menentukan bentuk masyarakat yang menjadi konstituen politiknya. Pendidikan perlu dilibatkan untuk membentuk karakter politik yang diharapkan terutama akibat dari adanya diskontinyuitas kontrol masyarakat terhadap pelaku politik dan begitupun sebaliknya. Ketidakstabilan politk pada mulanya berasal dari menurunnya derajat kepercayaan publik selaku konstituen politik, dengan demikian akan menyebabkan adanya perpecahan komunikasi antara satu pihak dengan pihak lainnya. Inilah yang kemudian menjadi pendorong adanya instabilitas politik dalam sebuah masyarakat yang dampaknya adalah munculnya kebijakan-kebijakan yang tidak pro-rakyat, sehingga rakyat pun kembali tidak mempercayai keputusan para pemangku kebijakan. Pada situasi ini pendidikan harus sigap untuk menentukan langkah-langkah yang dianggap mampu untuk mengarahkan kembali masyarakat dan para pelaku politik untuk dapat saling mengisi dan mengingatkan bahwa tujuan utama dari pembangunan adalah kemakmuran bersama, bukan hanya kemakmuran yang didapatkan hanya oleh pihak-pihak tertentu saja……Wallohu A’lam.

id_IDIndonesian