Artikel Umum

“Minat baca dan bangsa Indonesia”

Dipublikasikan pada : 5 Maret 2018.

Minat baca bangsa Indonesia masih sangat rendah. Ungkapan ini banyak di’gaungkan’ dimana-mana. Ada yang berpendapat, mungkin karena memang Indonesia sudah terlalu maju dalam hal teknologi? Ada juga yang berpendapat, mungkin karena membaca bukanlah kegiatan bagi semua orang? Ada juga yang berpendapat, ah masa iya?.

 

Bagi umat muslim, membaca dan menuntut ilmu jelas merupakan suatu bentuk ibadah. Perintah untuk membaca dan menulis telah tegas dijelaskan dalam al-Qur’an  surat Al-Alaq ayat 1-5, sebagai berikut:

Artinya: Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan,Dia Telah menciptakan manusia dari segumpal darah, Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha pemurah, Yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam,Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya. (Qs. Al-Alaq: 1-5)

 

Lilawati (Sandjaja, 2005) mengartikan minat membaca adalah suatu perhatian yang kuat dan mendalam disertai dengan perasaan senang terhadap kegiatan membaca sehingga dapat mengarahkan seseorang untuk membaca dengan kemauannya sendiri. Sinambela (Sandjaja, 2005) mengartikan minat membaca sebagai sikap positif dan adanya rasa keterikatan dalam diri terhadap aktivitas membaca dan tertarik terhadap buku bacaan. (www.unika.ac.id.02/05/05)

Sayangnya minat baca bangsa Indonesia belum menggembirakan, sementara minat baca yang rendah bisa diartikan sebagai kualitas pendidikan yang rendah. Hal ini bisa terlihat dari fakta seputar minat baca bangsa Indonesia secara umum yang dikutip dari laman Kompasiana :

  1. Hasil survai Unesco menunjukkan bahwa Indonesia sebagai negara dengan minat baca masyarakat paling rendah di Asean. Peningkatan minat baca masyarakat akan mempercepat kemajuan bangsa Indonesia, karena tidak ada negara yang maju tanpa buku, kata panitia pameran Tri Bintoro di Solo (Republika, Rabu (26/1)
  2. Berdasarkan  studi lima tahunan yang dikeluarkan oleh Progress in International Reading Literacy Study (PIRLS) pada tahun 2006, yang melibatkan siswa sekolah dasar (SD), hanya menempatkan Indonesia pada posisi 36 dari 40 negara yang dijadikan sampel penelitian. Posisi Indonesia itu lebih baik dari Qatar, Kuwait, Maroko, dan Afrika Selatan,” ujar Ketua Center for Social Marketing (CSM), Yanti Sugarda di Jakarta, Rabu (7/7).
  3. Penelitian Human Development Index (HDI) yang dikeluarkan oleh UNDP untuk melek huruf pada 2002 menempatkan Indonesia pada posisi 110 dari 173 negara. Posisi tersebut kemudian turun satu tingkat menjadi 111 di tahun 2009
  4. Berdasarkan data CSM, yang lebih menyedihkan lagi perbandingan jumlah buku yang dibaca siswa SMA di 13 negara, termasuk Indonesia. Di Amerika Serikat, jumlah buku yang wajib dibaca sebanyak 32 judul buku, Belanda 30 buku, Prancis 30 buku, Jepang 22 buku, Swiss 15 buku, Kanada 13 buku, Rusia 12 buku, Brunei 7 buku, Singapura 6 buku, Thailand 5 buku, dan Indonesia 0 buku
  5. Kompas (Kamis, 18 Juni 2009) Budaya baca masyarakat Indonesia menempati posisi terendah dari 52 negara di kawasan Asia Timur berdasarkan data yang dilansir Organisasi Pengembangan Kerja sama Ekonomi (OECD), kata Kepala Arsip dan Perpustakaan Kota Surabaya Arini. Saat berbicara dalam seminar “Libraries and Democracy”  digelar Perpustakaan Universitas Kristen (UK) Petra Surabaya bersama Goethe-Institut Indonesien dan Ikatan Sarjana Ilmu Perpustakaan dan Informasi Indonesia (ISIPII) di Surabaya, Rabu, dia mengatakan, OECD juga mencatat 34,5 persen masyarakat Indonesia masih buta huruf.
  6. Berdasarkan survey yang diadakan oleh Departemen Kesejahteraan Rakyat pada bulan Januari 2012 lalu menemukan bahwa hanya satu diantara 10.000 orang Indonesia yang suka membaca

Tapi berdasarkan laporan terbaru, bangsa Indonesia adalah  negara ke lima pengguna akun Twitter di seluruh dunia. Bukankah hal itu bisa dikategorikan sebagai ‘membaca’ dan ‘menulis’ meski tidak terlalu akademik?. Memang perlu banyak hal yang dilakukan agar literasi bangsa Indonesia semakin membaik.

 

Ditulis oleh:

Cynantia.R,S.Ds,Grad.Dipl.Journ,M.M.Pd

Sumber:

http://www.kompasiana.com/wahidsiana

 

id_IDIndonesian