Artikel Umum

MUARAMU, IBU

Dipublikasikan pada : 7 Maret 2018.

Ibu, aku mencium nestapa di hatimu

Saat engkau menengadahkan tangan kepada-Nya

Kudengar deretan nama kausebut

Namaku membuahkan bulir di matamu

Ibu, aku terdiam

Saat terngiang butir-butir dosa yang pernah mengalir

antara ucapku menuju hatimu,

dahulu

Saat itu engkau, Ibu

hanya tersenyum,

menjalarkan kehangatan

mengajariku memaafkan

mengajariku kesabaran

Hingga saat aku dewasa, Ibu

Hilanglah lembaran lama

Lembaran saat kita bersama

Saat kaki-kaki kecil ini menguntitmu,

tangan-tangan mungil ini mencubitmu,

dan tawa-tawa berderaiku menghangatkan matamu

Ibu, aku menangis

Mengingat engkau merintih

Setelah payau dan ringkih segala pesakit

Hangat menyebar menyelisik

Dan aku tak lagi ingat

Kemana pulang kaki melangkah

Kepadamu ibu, muara doaku selalu

Allahummagfirlahaa warhamha wa’afihaa wa;fu anhaa….

id_IDIndonesian