Artikel Umum
MUARAMU, IBU
Ibu, aku mencium nestapa di hatimu
Saat engkau menengadahkan tangan kepada-Nya
Kudengar deretan nama kausebut
Namaku membuahkan bulir di matamu
Ibu, aku terdiam
Saat terngiang butir-butir dosa yang pernah mengalir
antara ucapku menuju hatimu,
dahulu
Saat itu engkau, Ibu
hanya tersenyum,
menjalarkan kehangatan
mengajariku memaafkan
mengajariku kesabaran
Hingga saat aku dewasa, Ibu
Hilanglah lembaran lama
Lembaran saat kita bersama
Saat kaki-kaki kecil ini menguntitmu,
tangan-tangan mungil ini mencubitmu,
dan tawa-tawa berderaiku menghangatkan matamu
Ibu, aku menangis
Mengingat engkau merintih
Setelah payau dan ringkih segala pesakit
Hangat menyebar menyelisik
Dan aku tak lagi ingat
Kemana pulang kaki melangkah
Kepadamu ibu, muara doaku selalu
Allahummagfirlahaa warhamha wa’afihaa wa;fu anhaa….