LPTK jangan hanya memproduksi, tetapi harus mampu me-maintenance

LPTK jangan hanya memproduksi, tetapi harus mampu memaintenance

Teringat bincang-bincang santai dengan Bapak Martadi yang memberikan banyak ilmu luar biasa.

Beberapa tahun terakhir LPTK sedang ada di atas angin. Banyak peminat yang masuk banyak pula yang kemudian keluar menyandang sarjana pendidikan, berharap menjadi guru namun kemudian faktanya tidak terserap baik di lapangan. Akhirnya, menumpuk dan cepat atau lambat akan berpengaruh terhadap peminat. Beberapa tahun lagi dapat dipastikan tragedi ’80-an terulang kembali, massa jenuh: lulusan banyak, kebutuhan kecil.
Inilah tantangan perguruan tinggi. Masa “bulan madu” hampir usai.
Perlu diantisipasi bagaimana caranya menghadapi fase baru.
Salah satu yang bisa dilakukan LPTK adalah melakukan maintenance melalui contuining education.

Dari paparan Bapak Martadi, Unesa mulai menggunakan strategi Honda: tidak hanya memproduksi, tetapi siap dengan spare part.
Inilah amanat Permen PAN dan RB Nomor 16 tahun 2009.
Bagaimana cara LPTK melakukan maintenance adalah dengan mengadakan pelatihan-pelatihan peningkatan kualitas guru, memperbanyak peluang penerimaan pascasarjana, melaksanakan program-program pelatihan/diklat dan memperbanyak unit bisnis untuk membackup  kelembagaan.
Mengubah orientasi adalah strategi. Ini adalah fase bukan lagi mencari proyek, tetapi membuat proyek.

Semangaaattt LPTK.
Bismillahhirrohmannirrohim.
Bersaing di era global.

Masih banyak ilmu yang belum tercurah dari bincang santai dengan Bapak Martadi. Tunggu episode berikutnya. 🙂

Salam,
Diena San Fauziya

Surabaya, 12 Oktober 2017

Tinggalkan Komentar

id_ID
Scroll to Top