Artikel Umum

MENGKAJI ISU: MERETAS HOAX, MENOKOK PENGETAHUAN

Dipublikasikan pada : 25 April 2018.

MENGKAJI ISU: MERETAS HOAX, MENOKOK PENGETAHUAN

(Pengantar Mata Kuliah Kajian Isu Global Penelitian Pendidikan Bahasa Indonesia)

Oleh Diena San Fauziya

Hoax adalah berita dahsyat yang menjadi akar pemutus kebenaran dan penyubur kesesatan. Bagaimana tidak, berita lama seringkali masih diyakini sebagai berita baru, keadaan lampau dan masih diyakini terus terjadi, informasi baru kerap diadopsi mentah-mentah, tanpa menelisik kebenaran sesungguhnya. Tidak hanya terjadi dalam kehidupan masyarakat pada umumnya, hoax juga muncul dalam dunia keilmuan dan kependidikan. Para akademisi yang lemah semangat dan mahasiswa yang lemah perspektif ikut-ikutan meyemarakkan isu hoax tersebut.

Akademisi memiliki banyak agenda yang mungkin membuatnya tak sempat menggali informasi terkini. Sementara itu, dengan kurangnya informasi yang dimiliki, mahasiswa terkadang merasa paling benar. Mereka kritis, namun cenderung mengkritisi satu hal hanya dari satu sisi, menganggap itu paling benar tanpa mengecek kebenarannya.

Era digital adalah era hoax. Berita-berita fiktif bukan lagi kisah baru. Untuk mengatasi penyebarannya yang semakin luas, upaya pencegahan dan pengobatan harus digalakan, salah satunya dengan pengkajian. Mengkaji suatu isu berarti menetaskan telur kebenaran.

Mulai tahun 2015, Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia IKIP Siliwangi Bandung (yang dulunya STKIP Siliwangi Bandung) mulai memetakan dan menerapkan mata kuliah baru, yakni Kajian Isu Global Penelitian Pendidikan Bahasa Indonesia. Banyak tujuan dan kompetensi yang ditetapkan melalui mata kuliah ini, namun berkenaan dengan era digital, mata kuliah ini tentu saja menjadi salah satu jembatan guna memperkaya dan meluruskan perspektif mahasiswa atas permasalahan-permasalahan yang terjadi dalam dunia kependidikan bahasa Indonesia, khususnya dalam kacamata global berdasarkan hasil penelitian.

Perubahan kurikulum dari masa ke masa membawa gradasi kontras bagi posisi bahasa Indonesia, baik dari segi fungsinya sebagai alat komunikasi, maupun sebagai satu bidang ilmu. Dari segi fungsinya, bahasa Indonesia sempat tergeserkan sementara ketika masa RSBI, yakni bahasa Inggris menjadi bahasa pengantar dalam pembelajaran, namun kemudian secepat kilat dicabut dan kembali mengusung UU No. 24 Tahun 2009 tentang bahasa Indonesia sebagai bahasa pengantar dalam pendidikan menjadi fondasi kuat bagaimana bahasa Indonesia memiliki peran dan fungsi penting dalam komunikasi pendidikan. Selain itu, penekanan bahwa bahasa Indonesia sebagai penghela ilmu pengetahuan pada masa Kurikulum 2013 ini seolah menjadi satu jiwa bagi ruh yang belakangan tergeser oleh era globalisasi.

Perubahan ini memberikan dampak yang cukup besar bagi para civitas academika. Di samping itu, penguatan bahasa Indonesia tidak hanya terjadi di dalam negeri saja. Naik daunnya Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (BIPA) menjadi bukti kuat yang konkret bahwa isu-isu kependidikan bahasa Indonesia harus terus diikuti dan dikaji. Hasil penelitian Paryono dari Balai Bahasa Jawa Timur, tahun 2014 saja sudah 46 negara yang mempelajari bahasa Indonesia dan bahkan di beberapa negara di antaranya menjadikan sejajar bahasa Indonesia dengan bahasa Mandarin, Jepang, Perancis, dan Belanda sebagai bahasa asing. Dalam dunia pendidikan formal, tercatat bahasa Indonesia menjadi mata pelajaran wajib di beberapa negara, seperti Australia.

Inilah Kajian Isu Global Penelitian Pendidikan Bahasa Indonesia, selain meretas hoax, ia juga berperan dalam sebagai wahana dalam mengikuti perkembangan globalisasi sehingga mahasiswa memiliki perspektif global, berpikir integral dan mengikuti perkembangan dunia. Perspektif global memberikan banyak manfaat, di antaranya akan meningkatkan wawasan dan kesadaran akan suatu permasalahan, menambah wawasan dan memperluas pengetahuan tentang dunia, mengondisikan diri agar berpikir integral, serta melatih kepekaan dan kepedulian terhadap suatu masalah.

Geura kaluar tinu kurung batok (ayo keluar dari tempurung). Istilah itulah yang menjadi semboyan mata kuliah ini. Dunia ini luas dan banyak hal yang terjadi di dalamnya. Apa yang Anda alami dulu sudah sangat mungkin sekarang berubah. Pelajaran bahasa Indonesia yang mungkin dulu dialami sangat membosankan dan hanya mendengarkan cerita atau mengerjakan LKS sekarang tidak lagi demikian. Guru-guru bahasa Indonesia sekarang jauh sudah sangat inovatif. Pembelajaran bahasa Indonesia sekarang tidak lagi hanya di kelas dan di perpustakaan. Pembelajaran bahasa Indonesia sekarang tidak lagi hanya sebatas SPOK. Pembelajaran bahasa Indonesia sekarang tidak lagi melulu deskriptif, eksposisi, narasi, argumentasi. Lantas bagaimana pembelajaran bahasa Indonesia sekarang? Gali dan kajilah hasil-hasil penelitian pendidikan dan pembelajaran bahasa Indonesia maka dengan itu Anda akan tahu betapa luas dan menariknya isu-isu penelitian pendidikan bahasa Indonesia.

Anda mahasiswa? Calon peneliti? Menganggap bahwa Cooperative Learning adalah model pembelajaran baru? Itu hoax. Itu baru bagi Anda, tapi tidak dalam dunia pendidikan! Baca dan kajilah hasil-hasil penelitian. Telusurilah sejauh mungkin. Memanfaatkan jurnal-jurnal penelitian menjadi jalan tol yang lurus bagi Anda. Hanya, ingat. Ibarat makanan, Anda harus pilih menu dan bahan yang fresh. Hati-hati memilih bahan karena bisa jadi bahan Anda kadaluarsa. Pilihlah bahan maksimal sepuluh tahun terakhir, lebih bagus lagi lima tahun terakhir.

 

Mari mengkaji ilmu, meretas hoax dan menokok pengetahuan.

 

***

id_IDIndonesian