Artikel Umum

PEMBELAJARAN BERBASIS TEKNOLOGI TEPAT GUNA

Dipublikasikan pada : 6 Maret 2018.

Pendidikan saat ini tidak dapat dipisahkan dari teknologi. Kehadiran teknologi di tengah masyarakat secara tidak langsung memicu para pelaku pendidikan untuk lebih akomodatif dan lebih cepat dalam mengakses informasi. Disisi lain, kehadiran teknologi memunculkan tantangan baru. Peserta didik bisa saja lebih mahir dan lebih faham pemanfaatan teknologi tertentu daripada gurunya.

Pemanfaatan teknologi mutakhir menjadi salah satu tuntutan dunia pendidikan masa kini. Namun, kendala klasik memang belum terpecahkan, yaitu keterbatasan anggaran serta kesiapan sumber daya manusia yang bergerak dalam bidang pendidikan. Tidak mustahil masih ada guru yang belum menguasai beberapa teknologi mutakhir yang dibutuhkan untuk menyempurnakan proses pembelajaran. Selain itu, program in service job training juga jarang dilanjutkan dengan proses diseminasi prorgam pada tingkat satuan pendidikan. Hasilnya adalah tidak banyak yang berubah setelah proses pelatihan dilaksanakan.

Pemahaman umum pada teknologi untuk pendidikan selalu dikaitkan dengan teknologi mutakhir seperti jaringan internet, mesin-mesin terbarudan berbagai perangkat robotika yang canggih. Perangkat canggih tersebut dikenalkan pada siswa hingga jenjang yang paling dasar. Orang tua dan satuan pendidikan pun akan merasa sangat bangga ketika anak atau siswanya menguasai berbagai perangkat canggih yang high end.

Penguasaan teknologi canggih untuk dunai pendidikan seharusnya tetap mengedepankan sisi etika  dan membantu anak untuk terus berfikir kreatif, bukan untuk menciptakan ketergantungan pada teknologi canggih tersebut. Oleh karena itu, dapat diambil alternatif  untuk menciptakan sendiri teknologi yang dapat digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya pemanfaatan pompa air yang yang hanya mengandalkan sifat air dan gravitasi bumi, pemanfaatan kincir air disungai untuk keperluan listrik rumah tangga, menyusun miniatur desain rumah yang tahan gempa. Pengenalan anak pada teknologi kecil ini, diharapkan akan memancing rasa ingin tahu dan daya kreatifitas anak. Selain itu, anak diajarkan untuk menghargai hasil kreatifitas dirinya sendiri maupun orang lain.

Pembinaan kreatifitas siswa melalui karya mandiri diharapkan dapat memicu cara berfikir kritis yang konstruktif dan positif. Fasilitasi dari guru merupakan salah satu upaya untuk mengembangkan potensi yang dimiliki anak. Oleh karena itu, setiap proses pembelajaran dilaksanakan dengan sebanyak mungkin ruang bagi anak untuk mengaktualisasikan ide dan kreatifitas.

Hal lain yang perlu diperhatikan adalah manajemen kelembagaan yang juga harus dibenahi, sehingga sanggup untuk menunjang berbagai aksi kreatif yang dilakukan siswa. Keseimbangan aksi dengan tertib administrasi dapat mendorong terciptanya program yang efektif dan produktif bagi proses pendidikan yang dilaksanakan disetiap satuan pendidikan.

id_IDIndonesian