Artikel Umum

MAHASISWA CALON GURU MENGHADAPI REVOLUSI INDUSTRI

Dipublikasikan pada : 25 Januari 2019.

Mahasiswa adalah orang-orang produktif yang menjadi aset bangsa. Merekalah yang akan memberikan kontribusi besar terhadap kemajuan suatu bangsa. Oleh karena itu, pada era industri yang ditandai dengan adanya serba otomatis dan digitalisasi ini, keberadaan mereka harus selalu mendapatkan dukungan dan fasilitas yang layak dalam mengembangkan dan menyalurkan kreativitasnya. Mahasiswa sebagai calon guru dituntut untuk selalu siap mengikuti perkembangan zaman dan berbagai perubahan. Mengutip pernyataan (Wardiman, 2018) bahwa guru tidak bisa hanya mengajar kontekstual, tetapi guru harus in touch pada hasanah-hasanah baru dalam semua bidang. Tuntutan menjadi guru profesional, bukan hanya dilihat dari bagaimana ia mengajar, namun kreativitas dan inovarif pun sangat penting. Menurut (Simanjuntak, 2018) bahwa yang diperlukan pada era industri 4.0 ini bukan hanya masalah pengetahuan, melainkan juga adalah keterampilam.  Jadi harapannya, sebagai mahasiswa yang kelak akan menjadi guru, tuntutan itu harus dihadapi dan dipersiapkan sehingga mampu memberikan ilmu dan karya nyata bagi anak didiknya.

Perkembangan, gaya hidup, dan pola pikir mahasiswa zaman sekarang harus lebih  maju karena era revolusi industri ini berkembang  dan berubah sangat cepat. Karena itu, mahasiswa yang akan menjadi calon guru harus menjadi yang terdepan  dalam berbagai hal. Perkembangan teknologi dan kemajuan dalam segala bidang membuat anak-anak zaman sekarang semakin kritis dan cepat beradaptasi, terutama yang kaitannya dengan bidang  teknologi. Jangan sampai ada istilah guru kalah maju sama anak didiknya. Guru gaptek, guru tidak gaul, guru malas, dan sebutan-sebutan negatif lainnya. Menurut istilah (Nasir, 2018), keterampilan guru tidak boleh “disalip” oleh anak-anak era milenial. Karena itu, muncullah istilah guru out of the date jika mereka tidak mau mengikuti perkembangan zaman.

Pada era revolusi ini bermunculan teknologi baru yang mengakibatkan perubahan luar biasa pada semua bidang dan disiplin ilmu. Mereka harus terampil, terus belajar hal-hal baru, dan tidak pernah bosan menghadapi segala permasalahan. Perguruan tinggi yang mencetak calon guru seharusnya bukan hanya mementingkan kemampuan teknis. Hal terpenting adalah harus lebih  menekankan kemampuan mentalnya. Karena itu, (Hendrayani, 2008) menjelaskan bahwa para lulusan baru akan siap ketika menghadapi dunia kerja sehingga mereka akan mengerti bagaimana seharusnya bersikap sebagai seorang guru.

Untuk menghasilkan calon guru yang andal, tentu perlu dukungan dari pihak perguruan tinggi untuk memberikan fasilitas yang layak dan kesempatan yang seluas-luasnya kepada para mahasiswanya untuk unjuk kebolehannya dalam segala bidang.  Oleh karena itu, mereka harus didorong untuk terbiasa kompetitif, terutama pada bidang-bidang yang berbasis teknologi. Mahasiswa harus selalu beradaptasi dengan beragam perubahan besar pada era revolusi industri ini. Karena itu, perguruan tinggi juga harus mendorong mahasiswanya untuk peduli dan melek keberagaman yang muncul pada era industri yang keberadannya tidak bisa dihindari.

Jadilah mahasiswa yang kompetitif, produktif, kreatif, inovatif, dan berdaya saing tinggi. Mahasiswa sebagai calon guru, memainkan peran penting bagi kemajuan anak didiknya. Keahlian apa saja yang harus dimiliki mahasiswa sebagai calon guru yang ke depan tantangannya lebih besar. Tentu saja, selain kemampuan menguasai ilmu teknologi, kemampuan berbahasa yang baik, keterampilan kepeminpinan,  kewirausahaan, dan didukung oleh sifat jujur, dewasa, mandiri, cerdas, punya rasa empati yang tinggi, juga  tangguh.

 

 

 

DAFTAR PUSTAKA

Djojonegoro, I.W. (2018). Seminar Nasional 20 November dengan Tema “Menggagas Sistem Pendidikan Indonesia Emas: Refleksi 73th Pendidikan Nasinoal.” Jakarta: Kampus Pascasarjana UN Gedung Mohammad Hatta, Lt. 2.

Hendrayani, R. (2008).  “Mengembangkan Kompetensi Personal Mahasiswa Pendidikan Ekonomi Sebagai Calon Guru Melalui Soft Competency Training.” Dinamika Pendidikan 3, no. 2.

Nasir, M. (2018). Seminar Nasional 20 November dengan Tema “Menggagas Sistem Pendidikan Indonesia Emas: Refleksi 73th Pendidikan Nasinoal.” Jakarta: Kampus Pascasarjana UN Gedung Mohammad Hatta, Lt. 2.

Simanjuntak, E.T.P. (2018). Seminar Nasional 21 November dengan Tema “Menggagas Sistem Pendidikan Indonesia Emas: Refleksi 73th Pendidikan Nasinoal.” Jakarta: Kampus Pascasarjana UN Gedung Mohammad Hatta, Lt. 2.

 

id_IDIndonesian